Hari itu perasaan Vittore terasa bercampur aduk, di satu sisi Vittore bahagia karena mengetahui bahwa ibunya masih hidup dan terlihat sangat sehat. Namun di sisi lain, ia harus siap melupakan rasa cintanya terhadap Zalina yang menurut Xavier dan Marine adalah adik satu ibu. Vittore menghampiri Marine, ia menatap lekat wajah Marine. Air matanya terlihat menggenangi kelopak matanya, ia tak kuasa menahan rindu terhadap sosok ibunya yang selama ini ia tidak ketahui. “Apa benar kau ibuku?” tanya Vittore pada Marine, Marine menundukkan kepalanya. Ia tak kuasa melihat serta menatap raut wajah anak-anak nya, Marine hanya terdiam dan tak menjawab pertanyaan yang di ajukan Vittore. “Jawab Aku..” lirihnya sembari menatap lekat wajah Marine. “Aku merindukan mu, semenjak kecil tak ada kasih sayang