Zalina memasuki kamar pribadinya, kamar luas yang tiga kali lipat lebih besar dari kamar sebelumnya itu tak membuat hatinya cukup bahagia. Bukan tidak bersyukur, melainkan hati Zalina yang sudah merasa rapuh karena semua permasalahan yang menurutnya tiada henti. Zalina pun keluar menuju Balkon kamar miliknya, dari atas balkon itu ia dapat melihat pemandangan yang begitu luas. Bahkan ia dapat melihat sebuah peternakan serta beberapa kotak lapangan tempat dimana ia dapat berkuda dengan nyaman, ia tak menyangka bahwa Ayah kandungnya selama ini adalah orang yang kaya raya serta terpandang. Namun, walaupun begitu Zalina tetap menyayangi sosok Tian Fernanda. Lelaki yang selama ini selalu mengurus dirinya dengan baik, bahkan lelaki itu selalu memperlakukan dirinya dan Aline layaknya Tuan Putri