“Zalina..” panggil Vittore, Zalina menoleh dan tersenyum sembari menatap wajah kekasihnya itu. “Duduklah Vittore,” ucap Zalina seraya menepuk kursi di sampingnya, Vittore mengangguk dan segera duduk tepat di samping Zalina. Zalina menghela napasnya, ia juga mengangkat kedua bahu miliknya. Vittore menatapnya, “Kenapa?” tanya Vittore. “Aku hanya sedang merasa bahagia,” ucap Zalina. “Syukurlah kalau kamu bahagia,” balasnya sembari mengusap punggung tangan Zalina, “Ibu mu tadi terbangun, tapi sekarang udah tidur lagi.” tambah Vittore. “Ya sudah biarkan dia istirahat, kamar itu tetaplah kamar milik Ayah dan Ibu walaupun mereka sudah lama terpisah.” ungkap Zalina kembali. Vittore mencoba mengalihkan pembicaraan nya, Vittore tau jika membahas Ayah dari Zalina, Zalina akan merasa sedih. Vitt