Ruangan Jagapathi sebagai dekan itu ada tiga ruang, yaitu ruang kerja, ruang rapat, dan kamar mandi. Paulina tengah berada di ruang kerja, dengan pintu yang tertutup rapat. Tapi yang tidak banyak orang tahu, pintu itu memiliki kaca dua arah yang memungkinkan dia melihat ke ruang rapat di sebelahnya. Dari tempatnya duduk, ia bisa mengamati sang suami yang sedang membimbing mahasiswa bimbingannya. Tiga mahasiswa duduk di hadapan Jagapathi, wajah mereka penuh ketegangan. Seakan ruang rapat itu adalah pengadilan dan mereka adalah terdakwa yang siap dijatuhi vonis. Jagapathi, dengan posturnya yang tegap dan ekspresi tegas, bersandar sedikit ke kursinya, menatap mereka satu per satu dengan tatapan yang membuat bulu kuduk berdiri. Paulina menahan tawa. Dulu dia juga seperti itu, dulu dia adalah