Pengantin

1916 Kata

Paulina mendesah pelan, tubuhnya terkulai lemas di bawah d******i suaminya, Jagapathi. Di kamar mewah yang berada di tebing pantai itu, hanya suara napas mereka yang terdengar, berpadu dengan hembusan angin laut yang masuk melalui balkon. Paulina memejamkan matanya, bibirnya terbuka, tetapi tidak ada suara yang keluar lagi. Semua energinya terasa habis, tubuhnya yang kecil terasa tenggelam dalam kenikmatan yang sudah beberapa kali membuncah sepanjang malam. Selalu seperti ini. Paulina yang memulai dengan rasa ingin, menggoda suaminya dengan sentuhan lembut, tapi akhirnya justru ia yang tumbang, tak mampu menandingi stamina pria itu. Jagapathi, yang biasanya penuh kendali, selalu berubah menjadi pria yang sepenuhnya didorong oleh hasrat ketika tubuh mereka bersatu. Sentuhan dan gerakan ter

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN