Setelah makan malam bersama usai, semua temanku dan juga teman Freya berkumpul di ruang tengah villa. Mereka berbincang-bincang sembari menonton TV dan memainkan beberapa permainan. Sedangkan aku pergi ke lantai dua villa menemui Abraham Xander ditemani oleh asistennya, Omar Said. Aku melewati koridor yang panjang di lantai dua tersebut. Kemudian memasuki ruang perpustakaan, lalu ruang koleksi hingga akhirnya berhenti di ruang kerja milik Abraham Xander setelah melewati beberapa pintu rahasia. Ruang kerja miliknya sangat luas dan sangat menggambarkan kepribadian Abraham Xander yang selalu tampil simple namun tetap elagan. Di dalam ruangan itu terdapat satu sofa dan satu kursi ottoman dengan bergaya Scandinavian dan juga dua meja kerja. Sepertinya itu meja kerja Abraham Xander d