Dengan wajah kebingungan aku keluar dari mobil yang telah terparkir di depan mansion. Aku berjalan dengan langkah besar kearah tempat Albert Ma masih berdiri. “Albert, apa maksudmu? Ini mansion milik kakekku. Dan kakekku hanya memiliki satu anak laki-laki yaitu ayahku.” “Tapi ini juga mansion milik kakekku.” Albert Ma menjawab dengan santai dan tersenyum padaku. Aku mengerutkan dahiku menatap wajah Albert Ma yang lebih tinggi dariku. Aku semakin tiodak mengerti apa maksudnya. Seketika aku teringat dengan kakak laki-lakiku yang menghilang tanpa kabar dua puluh tahun lalu, “Jangan-jangan…” Albert Ma meraih tanganku dan memelukku dengan erat, “Freya, aku adalah Adam Albert Saralee. Kakakmu yang hilang dua puluh tahun lalu.” Aku diam terpaku dalam peluka