"Tunggu!"
Tangan yang menangkap pergelangannya, membuat si gadis bercadar hitam itu, harus terhenti dan menoleh, mendapati si tampan yang sedang tidak berdaya. Si gadis bercadar hanya diam, menunggu laki laki tersebut berbicara.
Helaan napas lemah, dan kedipan kedua mata yang begitu berat terlihat menyayat hatinya. "Mi ... num..." si gadis perlahan meletakan tangan laki laki itu dengan pelan, sebagai gantinya ia meraih gelas yang berisi air putih, lalu ia menaikan bagian kepala brankar tersebut, sehingga laki laki itu bisa sedikit tegak, dan menelan air minumnya dengan hati hati, yang tentu saja di bantu oleh si gadis bercadar tersebut.
Habis setengahnya, si gadis bercadar kembali meletakan gelas di tempatnya, ia juga kembali membuat si tampan tertidur dengan aman. Kemudian ia merenda
