Tercium aroma kopi yang sedap. Juga roti bakar yang dihidangkan. Aku enggak tahu siapa yang menyiapkan ini namun parfum seseorang yang melakukannya aku jelas kenal. "Sayang ..." Iya. Dia Erlangga. Laki laki itu ... dia lelaki yang menyelamatkan ku. Aku sungguh ingin sekali melihat wajahnya, namun entah kenapa kedua mata ini begitu sulit untuk aku buka. Antara kantuk dan lelah menjadi satu. Hasilnya aku hanya menikmati aroma kopi itu semakin memanjakan penciuman ku ini. "Enggak mau bangun ..." Terasa lembut dan menyenangkan belaian nya di kulit wajahku. Erlangga memang sangat pandai membuatku melayang. Sehingga aku pun penasaran dan akhirnya perlahan bisa membuka kedua mata ini. Ku temukan laki laki tampan yang mempesona itu. Erlangga. Dia tersenyum padaku dengan kedua matanya yang te