Emi bangun dengan kepala pening di pagi hari, dia meringis seraya bangun perlahan untuk duduk. “Sudah bangun, Tuan Putri?” “Ya ampun!” Emi terlonjak kaget, dia menoleh dan menyadari Arron sedang duduk di sampingnya, pria itu tampak sedang membaca buku seolah menunggunya bangun tidur. “Mas, jangan ngagetin begitu, ah!” gerutu Emi sambil mengusap d**a dan menghembuskan nafas panjang. Arron terkekeh, dia meletakkan bukunya lalu bergeser mendekati Emi, memeluk wanita itu dari belakang dan menyandarkan dagu di bahunya. “Masih marah sama aku?” tanyanya. Emi mengedikkan bahunya, bermaksud untuk menyingkirkan Arron, namun pelukannya malah semakin erat. “Awas, ah! Aku mau mandi!” tukasnya dengan nada ketus, jelas dia masih mengingat penyebab dia menenggak minuman semalam. Arron cemberut,