Clarissa merasa curiga dengan sikap Adrian akhir-akhir ini, rasa cemburu pun sontak memenuhi hatinya. “Memangnya mau ke mana kamu?” tanyanya dengan sorot mata penuh curiga. Adrian tersenyum, sejenak dia kembali menoleh dan melabuhkan kecupan singkat di bibir Clarissa. “Ada seminar komunitas dokter psikiater di salah satu hotel, mereka tidak akan mulai jika tanpa aku!” katanya tersenyum manis. “Benarkah?” ujar Clarissa masih tak percaya. Adrian meraih wajah Clarissa dan melumat bibir wanita itu dengan gemas. “Tidak ada yang lain selain kamu, Sayang, percaya sama aku!” tukasnya meyakinkan. Clarissa pun hanya diam menatapnya, sebentar kemudian dia mengangguk mengiyakan. “Baiklah kalau begitu, tapi sepertinya aku harus mandi dulu!” katanya. “Ya, silakan. Nanti aku menyusul!” kata Adr