Alya terbangun keesokan paginya dengan perasaan berat. Ia tidak ingin bertemu siapa pun hari ini. Tidak ingin menghadapi Ethan, tidak ingin keluar dan berpura-pura baik-baik saja. Hari ini, ia hanya ingin menikmati waktunya sendiri. Maka, ia memesan layanan sarapan ke kamar. “Kalau makan di resto hotel kayaknya bakal ketemu Ethan lagi,” gumam Alya sambil berjalan masuk ke kamar mandi. Ia akan menyegarkan tubuhnya sambil menunggu sarapannya datang. Tepat ketika Alya selesai mandi, saat ia sedang mengeringkan rambut di depan cermin, pintu kamar hotelnya diketuk. Ia bangkit dari kasur dan membuka pintu. Seorang petugas hotel berdiri dengan troli makanan, tersenyum sopan. “Selamat pagi, Bu Alya. Ini sarapan Anda.” Alya melirik ke dalam troli. Ada seporsi nasi goreng, jus jeruk, dan teh p