“Tangan kamu dingin banget,” ucap Ethan sambil mengusap tangan Alya yang ada dalam genggamannya. Alya sedang berbaring di ranjang pemeriksaan, mencoba menenangkan dirinya dengan menarik nafas panjang. “Mungkin karena AC-nya dingin.” Ethan tertawa pelan, satu tangannya mengusap rambut Alya lembut. “Nggak usah malu bilang kalau kamu deg-degan.” Ia menunduk dan mencium kening Alya. “Aku juga sebenarnya deg-degan kok. Kita bakal ketemu bayi kita setelah ini, Sayang.” Hari ini, Alya datang ke rumah sakit dengan perasaan campur aduk. Perutnya yang belum membesar tetap ia elus dengan penuh kasih, meskipun dalam hatinya masih ada kebencian yang ia pendam untuk Ethan. Hari ini adalah pemeriksaan penting untuk kehamilannya. “Gimana? Sudah siap?” Dokter kandungan masuk dengan wajah sumringah, dud