"Setiap menit sangatlah berharga untukmu lagipula itu memang tugasnya kan?" "Kau berisik sekali, bocah." ucap Hans menatap tajam Lucy. Lucy memutar kedua bola matanya, "Kau sebaiknya tidur karena jadwalmu padat besok." Hans terkekeh pelan, "Sejak kapan kau perhatian padaku?" Lucy menatapnya kesal, "Aku hanya tidak mau saat kau menemaniku wisuda dengan wajah seperti zombie." "Aku harus menyiapkan keperluanku besok." "Mengapa kau tidak minta bantuan Ken?" "Berisik." Lucy menatapnya bingung, "Baiklah aku akan pergi ke kamarku dan menyelesaikannya, beristirahatlah karena wajahmu terlihat seperti pocong. " Hans menaikan alis kanannya, "Apa? Po apa?" Lucy terkekeh membereskan kertas-kertas juga stempel itu dan pergi. Lucy menutup pintu kamar Hans namun saat ia beranjak pergi untuk ke k