Udara kamar itu masih hangat, aroma tubuh mereka bercampur samar dengan wangi seprai hotel. Gwen memejamkan mata, masih setengah terbaring di d**a Sean. Suara detak jam di dinding terdengar lebih nyaring dari biasanya. Ia bahkan belum sempat menarik napas panjang ketika ponsel Sean bergetar keras di atas nakas. Sean, yang tadinya memejamkan mata, langsung meraih ponsel itu tanpa melihat layar. Nada dering khusus—bodyguard-nya. Sebuah kebiasaan lama yang tak pernah ia ubah. "Ya?" suaranya berat, serak. "Tuan, maaf mengganggu... tapi Nyonya Nadine sedang ada di lobi. Ia meminta keycard kamar Anda, katanya mendesak." Tubuh Sean menegang seketika. Gwen langsung terduduk, wajahnya pucat. “Apa?” Sean menatapnya cepat, matanya memantul gugup dan tajam sekaligus. “Dia di lobi. Minta keycard

