Mereka berjalan menyusuri lorong panjang yang berkarpet tebal dan beraroma kayu sandalwood. Nadine sudah sering masuk ke kamar Sean — kamar besar dengan balkon yang menghadap kota, dengan rak buku dan meja kerja yang tertata sempurna — tapi malam itu, Sean berhenti di depan sebuah pintu kecil di samping lemari tinggi. Ia membuka panel tersembunyi di sisi dinding, menempelkan sidik jarinya di sensor hitam mengilap.
Terdengar bunyi klik lembut, lalu pintu terbuka pelan.
Cahaya keemasan keluar dari baliknya, lembut dan memantul ke wajah Nadine.
“Ini... ruang apa?” gumamnya, melangkah masuk dengan hati-hati.
Ruang itu seperti dunia lain. Di dindingnya, deretan kotak kaca berisi perhiasan dan batu permata berkilauan di bawah cahaya lampu sorot kecil. Ada meja panjang di tengah ruangan, deng
