Naya terbaring dengan tatapan kosong di ranjang pasien. Ia masih enggan untuk berbicara dengan siapapun. Bahkan ketika seorang laki-laki memegang kulit tubuhnya, ia akan ketakutan dan menangis. Argha hanya bisa diam menatapnya dari balik pintu ruang rawat inap. "Bagaimana?" Tanya Rana menghampiri Argha dan merangkul pundaknya "Belum tau masih ditangani dokter Nia" jelasnya "Apa tidak apa?" Tanya Rana kembali kini Argha menolehnya mengernyit karena bingung "Nia merawat istrimu" ucap Rana yang tau maksud Argha "Memangnya kenapa? Dia seorang dokter bukankah memang seharusnya merawat pasien. Lagipula yang dibutuhkan Naya saat ini Psikiater. Andaikan dia membutuhkan dokter mata, aku akan menanganinya sendiri" jawab Argha "Ehm.. yasudah kalau menurutmu begitu, aku tidak akan berkata apa