Jingga duduk termangu memegang lembar kertas yang telah dibubuhi dengan tanda tangan Atha. Pikirannya sibuk berkelana meski tatapannya terus tertuju pada barisan tulisan yang tertuang memenuhi kertas putih yang akan mengubah statusnya. "Tinggal menunggu akta cerainya keluar, dan aku bisa memulai hidup yang baru. Mungkin aku bisa mencobanya dengan mencari pekerjaan," Lirihnya sambil mengingat ingat ijazahnya yang belum pernah dia gunakan sama sekali semenjak lulus kuliah dulu. Dengan alasan bakti untuk membalas kebaikan Nania padanya, Jingga mendedikasikan hidupnya untuk merawat Nania. Hati wanita itu sedikit mashgul menyadari dirinya tak memiliki keahlian apa pun. Di tengah persaingan ketat dunia pekerjaan yang banyak diantaranya jelas lebih mementingkan lulusan baru ketimbang Jingga y

