Alexandra tersenyum tipis sambil memasukkan secarik kertas ke dalam tasnya kemudian membungkuk untuk menggendong putrinya. “Nora, ayo pulang.”
Melihat Alexandra membawa Nora pergi seketika membuat Mathilde panik dan bergegas menghampiri Beth. “Ibu, bagaimana kau bisa membiarkan dia membawa Nora pergi? Kita tidak bisa membiarkan jalangg kecil itu pergi. Jika dia pergi, aku-” Sebelum sempat menyelesaikan ucapannya, Beth langsung menampar pipinya. “Ibu, apa yang kau lakukan?”
Wajah Beth merah padam karena marah. Dengan tatapan menyalak, ia berkata, “Itu semua karena dirimu! Alexandra telah merendahkanku dengan memaksaku untuk menulis perjanjian pelepasan hak asuh karena dirimu! Mathilde, lihat apa yang telah kau lakukan!”
Kemarahan Beth bukan hanya karena hehilangan seorang cucu, tapi juga
