"Gue! Cepat lo buka pintunya. Nanti si boss bisa kolaps karena kekurangan darah!" "Tadi lo bilang temen. Sekarang boss. Yang mana yang bener? Jangan-jangan lo ini musuh!" "Dia Erick. Cepat bu--buka pintunya, ce--cerewet." Raline merasa tubuh di pelukannya bergerak. Axel sudah sadar rupanya. "Lo ini udah ditolongin malah ngatain gue cerewet." Raline membuka pintu sambil menggerutu. Tugasnya sudah selesai. Ada para anak buah Axel yang akan mengambil alih tugasnya. "Tung--tunggu!" Raline urung turun dari mobil saat Axel mencengkram pergelangan tangannya. "Apalagi? Itu si Erick sudah datang. Noh, lihat! Gue mau pulang. Udah malem." Raline berdecak. "Rick," Axel mengedikkan kepalanya pada Erick, sebelum tubuhnya diangkat oleh empat orang pria kekar tatooan. Raline melongo saat pintu mob