Selama mereka berdua makan, Bunga sama sekali tidak bisa berkonsentrasi penuh. Dia tidak ingin menatap Billy, bola matanya selalu melihat kearah lain. Berada disatu meja makan dengan Bosnya itu benar - benar membuatnya sangat salah tingkah sendiri. Sangat berbeda jauh dengan Billy yang kini sangat menikmati makanannya dengan nyaman dan lahap. Pikiran Bunga malah jauh menerawang kemana - mana, dia membayangkan bahwa saat ini dia berada diatas tubuhnya Billy yang polos, dengan tangan nakalnya membelai - belai d**a kotak - kotak Billy yang seperti roti sobek. Membayangkannya saja sudah membuatnya sangat frustasi, seketika wajahnya memerah, "Tidak, tidak, tidak!" Serunya dengan keras membuat Billy menatapnya bingung. "Kamu kenapa?" Bunga langsung menggelengkan kepalanya, "Tidak apa - apa, P