*** "I-It's oke, Dad. Aku tidak ingin jantungmu terluka," ucap Gabriel dengan suara pelan dan terbata-bata. "Jan-tungmu lebih da-ri segalanya." Morgan tertegun, ia menatap nanar wajah memerah sang menantu. Barusan lelaki ini telah menyelamatkan nyawanya, lelaki ini mengorbankan diri untuk melindunginya. 'Rupanya kejadian itu masih melekat kuat dalam ingatanmu, Nak?' batin Morgan. "Bertahanlah, Nak. Jangan lupakan kalau— ada Caroline yang menunggumu," ucap Morgan. Gabriel mengulas senyum tipis, sedangkan kelopak matanya semakin terasa berat. Perlahan terlihat semakin sayu. Sepertinya Gabriel tidak bisa lagi bertahan lebih lama. "Gabriel?" Morgan menepuk pelan pipi Gabriel, lelaki itu sudah menutup kedua mata. "Gabriel!" Ia menjerit kala sang menantu sudah tak sadarkan diri. Sedangka