"Haus." gumam Caroline terdengar lemah. Ia berbaring dengan posisi berbaring menyamping, sedangkan di belakang tubuh polosnya ada Gabriel yang sedang memeluk. Keduanya sibuk menetralkan deru nafas memburu setelah penyatuan dahsyat yang baru saja usai. Mendengar gumaman istrinya, Gabriel lantas menjauhkan wajahnya dari ceruk leher Caroline. Gabriel menyangga tubuhnya dengan sikut demi bisa melihat jelas wajah lelah istrinya. "Haus?" ulang Gabriel. Caroline menoleh, lalu mengangguk pelan. "Tenggorokanku kering. Aku haus." "Oke, tunggu sebentar. Biar aku ambilkan." ujar Gabriel. Ia bangkit dari sisi istrinya dan menuruni ranjang. Gabriel melangkah menuju lemari pendingin khusus disana tanpa memperdulikan tubuh polosnya. "Kosong. Kenapa mereka tidak menyiapkan air di sini?" gumamnya saat