*** Gabriel menangkup wajah basah Caroline dengan kedua telapak tangannya. Ia mengusap lembut jejak air mata perempuan itu di atas kedua pipi. Gabriel mendekat, ia mendaratkan kecupan hangat di kening sang istri. Caroline menyambut dengan kedua mata terpejam. Kecupan itu cukup lama dan Caroline sangat menikmatinya. Gabriel menjauhkan bibir, ia kembali menatap lekat-lekat wajah pucat Caroline. "Sekarang jangan menangis lagi, barusan kita sudah sepakat akan memulai kehidupan baru, bukan?" Caroline mengangguk, Gabriel melanjutkan. "Kita akan memulai semuanya dari awal. Aku sangat yakin kalau ini adalah awalan yang baik untuk kita," ujarnya. Ia membelai lembut garis wajah Carolin sambil memandang penuh cinta. "Jangan pernah menyimpan beban apapun dalam hatimu. Kalau sekiranya ada yang se