41. Panggilan Baru

1947 Kata

Malam ini Pak Dipta menginap di rumahku. Rencananya dia akan kembali ke hotel, tetapi di luar sedang hujan deras dan petir terus menyambar. Sekalipun dia bawa mobil, keluar di saat hujan badai tentu bukan hal yang bagus. Maka dari itu, baik Ayah maupun Ibu menyarankan agar dia menginap saja. Aku sebenarnya tidak begitu nyaman ketika tahu Pak Dipta akan menginap di rumah. Bukan apa-apa, ini murni karena kami bahkan belum sah. Sekalipun kami jelas tidak mungkin tidur satu kamar, tetapi aku hanya merasa aneh melihatnya sepanjang hari di rumahku. Kulihat Pak Dipta pandai sekali menyatu dengan obrolan Ayah dan Ibu. Keramahannya, juga caranya merespon, itu semua membuat Ayah dan Ibuku tampak nyaman. Sebetulnya, aku penasaran dengan apa saja yang dia bicarakan berdua dengan Ayah tadi siang, te

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN