Tak terasa, malam ini adalah malam terakhir aku dan Mas Dipta akan menghabiskan waktu di resort yang memberi kami begitu banyak kenangan tak terlupakan. Besok siang kami sudah harus check-out dan menginap sehari di kota sebelum esok paginya bergegas pulang. Jujur saja, belum-belum aku sudah sedih karena tidak ingin pergi dari tempat ini. Rasanya baru kemarin kami tiba, tetapi hari ini sudah hari terakhir. Tidak ada istilah perpanjangan bulan madu karena Mas Dipta sudah ditunggu oleh segunung pekerjaannya. Suamiku begitu sibuk, sementara diriku sendiri masih pengangguran. Duh! Kenapa aku mendadak jadi insecure begini? “Aaak, Rin ...” suara Mas Dipta menginterupsi lamunanku. Ternyata dia ingin aku membuka mulut karena hendak menyuapiku. “Enak?” Aku mengangguk. “Enak.” “Kamu kenapa