Evan dan Tama pergi ke kantor Surendra untuk memperingatannya tentang masalah kelompok Murad yang mungkin akan menghambat mereka. "Kenapa tiba-tiba jadi kasino?" tanya Surendra heran sekaligus jengah, dia paham betul tempat macam apa itu, dan itu bertentangan dengan prinsip mereka yang religius. "Entahlah, sepertinya mereka menyuap seseorang untuk mendapatkan izin bangunnya, dan itu sudah pasti berkaitan erat orang di bagian perizinan tata kota wilayah kita," tutur Evan. Surendra menghela nafas dalam-dalam, "Aku juga tidak bisa melanjutkan proyek itu jika berkaitan dengan hal semacam itu!" katanya malas. Tanggung jawabnya besar di akhirat nanti, pikirnya. "Amal jariyah yang sangat besar, Pa!" ujar Evan seraya terkekeh, Surendra hanya mendelik memberi tatapan datar ke arah menantunya it