Beberapa hari berlalu keadaan Zola masih sama hanya saja kondisinya terlihat sedikit meningkat. Kemungkinan untuk sadar pun semakin besar itu membuat Evan pun merasa optimis jika istrinya itu akan segera sadar dari koma. "Apa kabar, Sayang?" sapa Evan ketika menemani Zola pagi itu. Namun Zola masih asyik terpejam dan tak juga merespon. Hanya saja sekarang wajahnya sudah tak sepucat beberapa hari lalu, dia pun lebih terlihat normal seolah sedang tertidur pulas, bukan seperti mayat hidup yang dipasangi berbagai alat penunjang hidup. "Kamu nggak mau melihat aku? Tolong buka matamu, Zola!" bisik Evan. Dia lalu encium tangan halus itu, dan mengusap pipi Zola dengan lembut, menatap wajah tirus itu dengan perasaan sedih. "Kalau kamu bangun, kamu boleh melakukan apa saja, kamu boleh menghukum