Evan merasa terkejut dengan apa yang diceritakan oleh Zola mengenai Mark, rasanya dia tidak percaya mendengar seorang mafia kejam seperti dia bisa jatuh hati pada gadis pesantren yang bahkan belum dia lihat wajahnya seperti Arumi. "Kamu nggak salah dengar, Sayang?" tukasnya heran sendiri. "Lho, kenapa?" ujar Zola seraya dia sibuk sendiri melipat kerudung-kerudungnya yang bertumpuk di lantai. "Ya, aneh saja, 'kan? Kok bisa Mark malah jatuh cinta sama Arumi?" celetuk Evan, dia merebahkan kepalanya di sandaran sofa dengan kening berkerut-kerut. Zola sejenak menghentikan pekerjaannya dan melempar tatapan datar pada suaminya itu. "Bukannya itu juga yang menjadi pertanyaan kamu dulu, Mas?" ujarnya setengah menyindir. Evan menoleh cepat padanya dengan alis terangkat tinggi. "Maksudnya apa?"