Alunan musik klasik romantis mengalun lembut mengiringi acara bahagia Ade dan Riska, kedua mempelai tampak begitu bahagia dan sesekali mereka saling menatap penuh rasa kagum. Ada perasaan aneh yang menyeruak dalam hati ini, yaitu iri. Seperti halnya wanita lain, aku pun berharap bisa menikah dengan seorang lelaki yang sangat aku cintai dan tentunya dia pun juga mencintaiku. Hanya saja, dengan keadaanku sekarang ini, rasanya hal itu sangat mustahil dan tidak mungkin terjadi. Aku dan Yola berjalan beriringan. Dalam hati aku terus merapalkan doa dengan harapan hanya aku dan Yola yang menjadi tamu terakhir di acara bahagia mereka. "Sepi, hanya tinggal beberapa tamu dan keluarga ini saja." Bisik Yola. Aku hanya menggumam pelan, pasalnya sebelum Yola mengatakannya, aku sudah terlebih d

