SPRING-27: COLD SPRING

2272 Kata

Arga tersentak. Lalu menangis keras. Namun, sebelum tangisan itu memanjang, April langsung mendekapnya, menyodorkan sumber asinya untuk sang putra. Entah apa yang terjadi di luar sana. Selang beberapa menit kemudian, keduanya sama-sama kembali tertidur. Jam di dinding menunjukkan pukul sebelas malam saat kedua kelopak mata April terangkat lagi. Kali ini bukan karena suara pekikan Hana, namun karena Irgi yang bolak-balik mendengkus di sampingnya. “Abang?” tegur April. Ia memerhatikan tubuhnya … payudaranya sudah tertutup pakaian lagi, dan Arga sudah pindah ke cribs yang menempel dengan ranjang di sisi April. “Ada apa?” Irgi tak menjawab. Ia berbaring, memeluk April. “Tadi aku dengar Hana teriak? Arga sampai kaget. Aku juga dengar kamu nanya Nisa; obatnya mana, Ca? Ada yang terluka? Ya A

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN