“James, kamu harus ingat. Di dunia ini, tidak ada yang bisa memisahkan kita sekalipun Papa dan Mama kamu. Kamu harus tahu, cuman aku satu-satunya wanita yang berhak menjadi pendamping kamu, dan menyandang gelar Nyonya James. Oke, Sayang? Kamu ngerti ‘kan?” James hanya mengangguki ucapan Rona. Isi kepalanya seolah sudah teracuni oleh setiap perkataan yang keluar dari bibir Rona. “James!!” Pekikan Joana membuat James seketika melemparkan pisau buah yang dipegangnya itu. Hal tersebut sontak membuat Rona marah. Bagaimana bisa James tidak melakukan apa yang diperintahkannya? Sebenarnya apa yang tengah terjadi, sehingga bibirnya dan juga sentuhannya tak memberikan efek pada James seperti biasanya? Melihat ekspresi wajah Rona yang terbakar emosi, Adiwilaga yang sedari tadi terus mengamatinya