Epilog

2632 Kata

Kia menatap panorama perkebunan teh yang menghampar di luar jendela. Udara terasa segar dan begitu bersih. Temperatur yang dingin membuat Kia malas keluar vila. Setahun pasca kehilangan Adira, Kia dan Gharal mencoba untuk terus bertahan dan semangat jalani hidup. Setiap Kia mengingat sakitnya kehilangan, di saat yang sama ia ingat bagaimana putri kecilnya berjuang. Kepergian Adira mungkin meninggalkan jejak kesedihan yang begitu mendalam, tapi di sisi lain kehilangan ini telah mengajari Kia dan Gharal akan makna sebuah perjuangan dan keikhlasan. Tiba-tiba ada yang melingkar di pinggangnya. Kia menatap tangan Gharal yang memeluknya. Kia membalikkan badan. Ditatapnya wajah Gharal yang tersenyum manis padanya. “Lagi lihatin apa, sayang? Dari tadi melamun terus.” Gharal mengusap pipi Kia. “

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN