Di sepanjang jalan menuju rumah, Kia lebih banyak diam. Gharal meliriknya sesekali. “Kenapa, Ki? Lo kecewa karena kita nontonnya nggak sampai selesai?” Kia melirik suaminya dan menggeleng, “Bukan karena itu. Aku malu sama Pak Abinaya. Dia memergoki kita sedang ciuman. Ini juga salah kita karena terbawa suasana sampai akhirnya kita ciuman di dalam bioskop. Gharal menghela napas, “Kita kan udah halal, Kia. Nggak masalah, kan?” “Ciumannya emang nggak masalah. Tempatnya yang bermasalah. Harusnya kita lebih bisa mengontrol diri di tempat umum meskipun sedang dalam suasana gelap.” Gharal mengembuskan napas, “Ya, Kia. Gue akui, gue gagal ngendaliin diri tadi. Harusnya kita bisa ngendaliin diri. Namanya juga manusia yang nggak lepas dari khilaf. Terlebih kita udah halal, nonton film romantis

