Sekali lagi Rhea menatap wajah Devan dalam diam. Pria itu masih tertidur pulas, napasnya teratur dan damai seakan tak sedang menyimpan rahasia besar apa pun. Tapi tidak dengan Rhea. Hatinyalah yang bergemuruh, dadanya sesak, dan pikirannya tak bisa berhenti memutar ulang semua keganjilan. Dengan tangan yang sedikit gemetar, ia mengambil ponsel cadangannya sendiri dari dalam laci. Ia telah mengunduh sebuah aplikasi untuk menyambungkan dan merekam aktivitas komunikasi dari ponsel suaminya. Aplikasi itu bekerja diam-diam, menyusup, dan menyalin setiap panggilan masuk dan keluar. Rhea tahu, ini bukan cara yang baik. Tapi ia juga tahu, jika ingin kebenaran, ia tak bisa hanya menunggu suaminya berkata jujur. Dengan gerakan cepat dan tenang, ia menautkan koneksi. Detik itu juga, sistem mulai ak