Asti menatap lama ke arah Devan yang terlihat begitu hancur. Wajah menantunya itu pucat, matanya sembab, jelas bukan sekadar alasan yang dibuat-buat. Perlahan nada curiga di hati Asti menurun, berganti iba. “Bagaimana kamu baru sadar kalau selama ini ditipu dan dimanfaatkan oleh wanita itu, Dev?” tanyanya tegas, tetap menuntut kejelasan. Devan menghela napas panjang, wajahnya tertunduk. “Mungkin aku memang bodoh, Bu, terlalu mudah percaya pada perhatian semu. Lyla datang di saat aku lelah, rapuh, dan…entah bagaimana aku bisa lengah. Semua yang dia lakukan ternyata jebakan. Dari awal niatnya bukan cinta, tapi menghancurkan aku, menghancurkan rumah tanggaku dengan Rhea. Baru belakangan ini aku menyadari setiap langkahnya penuh siasat, apalagi setelah dia membawa kabar kehamilan itu.” Devan

