Eps. 27 Pulang Ke Rumah Ibu

1229 Kata

Devan menatap layar ponsel yang berkedip—sekarang nama Lyla terpampang jelas, dalam panggilan masuk setelah pesannya tak dia balas rahangnya mengeras. Tanpa pikir panjang, dia mengembuskan napas panjang lalu menjauhkan ponsel dari telinga dan dengan kasar menekan tombol merah. Panggilan itu terputus. Dia melempar ponsel ke meja dengan kesal. “Sudah cukup,” gumamnya lirih, penuh tekanan dan rasa lelah yang menggunung. Sekretaris itu berdiri kaku di ambang pintu, wajahnya pucat setelah melihat adegan tadi. Tangannya menggenggam map erat, suara gugupnya bergetar saat berkata, “Ma-maaf, Pak Devan…saya sudah ketuk, tapi Bapak tidak menjawab. Saya hanya ingin menyampaikan bahwa…klien untuk meeting sudah datang. Mereka sudah menunggu di ruang rapat.” Devan menghela napas berat, tidak langsun

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN