Rhea tersenyum, senyum yang penuh makna dan kerinduan. Jemarinya menyentuh lembut kelopak bunga peony yang segar dan harum—bunga cinta dari Devan. Hatinya yang sempat dingin karena menunggu kini perlahan mencair. Devan menatap istrinya dalam diam sejenak, lalu melepaskan jasnya perlahan, menggantungnya di kursi, dan tanpa berkata apa-apa lagi, menarik Rhea ke dalam pelukannya. Pelukan itu hangat. Dalam. Menenangkan. “Aku kangen kamu…” bisik Devan, suaranya serak namun penuh cinta. Rhea hanya diam, membiarkan tubuhnya bersandar di da-da suaminya. Dan ketika Devan menunduk dan mengecup keningnya dengan lembut, Rhea merasa seluruh rasa lelah, curiga, dan sepi yang tadi menyesakkan… luluh begitu saja. Ia memejamkan mata, membiarkan dirinya larut dalam dekapan itu. Tak tahu bahwa cinta ya