Eps. 99 Periksa Saja!

1324 Kata

Lyla masih duduk memeluk dirinya sendiri, rasa dingin merambat ke seluruh tubuh. Nafasnya berat, matanya sembab, sesekali tersedak oleh tangis yang berulang kali ia tahan. “Bayiku...maafkan mama...” bisiknya lirih, suaranya pecah tertiup angin malam. Ia merasa kesalahan itu seluruhnya menumpuk di pundaknya, menghantam jiwanya tanpa ampun. Perlahan, ia bangkit, berjalan ke tepi teras, menatap jalanan di depan rumahnya. Matanya menyipit, karena ia merasa seperti ada tatapan asing yang tertuju padanya. Seolah-olah seseorang mengintainya, mengawasi setiap gerak-geriknya. Jantungnya berdetak lebih cepat, bulu kuduknya meremang. “Siapa di sana?” gumamnya pelan, mencoba menajamkan pandangan. Namun yang ia lihat hanya lampu jalan yang redup, bayangan pepohonan, dan kendaraan yang sesekali lewat.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN