”Kau punya asisten pribadi ?” Tanya Agha mengikuti langkah kaki Zuha dengan langkah lebarnya. Deg! Zuha menghentikan langkah kakinya. Agha berjalan, lalu memposisikan dirinya berhadapan dengan Zuha. ”Kau punya asisten pribadi, Zuha ?” Tanya Agha mengulangi pertanyaannya dengan wajah datarnya. Glek! Zuha susah menegukkan salivanya sendiri. Dia lupa, intonasi suaranya yang tidak diubah serta mengatakan asisten pribadi yang seharusnya tidak diketahui oleh Agha. Karena sudah terjebak dalam keadaan yang membuatnya sulit untuk menghindar dari pertanyaan Agha, membuat Zuha menjadi salah tingkah sendiri. Dia lalu membuka suaranya lagi. “Hah ? Ass.. asisten pribadi ?” Ucap Zuha seraya bertanya-tanya sendiri dengan mem