“Zuha…” Ucap pria itu dengan suara lembutnya. Zuha menghentikan langkah kakinya. Pria itu, dia melangkahkan kakinya menghadap Zuha dengan tangan kirinya menjalar melingkar pada pinggang Zuha yang terlihat melebar. Saat ini mereka saling berhadapan dalam jarak hanya satu langkah saja. Zuha diam, dan memalingkan wajahnya ke kiri. Sungguh dia tidak ingin membalas tatapan pria itu saat ini. Bukan benci, hanya saja dia butuh waktu untuk mengobati luka lamanya yang sempat tergores dengan sebilah pisau tajam. Pria itu adalah Agha, Agha Gohan Alecjandro. Posisi berhadapannya dengan wanita yang sangat dia cintai itu. Tanpa rasa segan dan bersalah, dia mulai mengangkat kedua tangannya, melingkarkannya pada p