Keesokan harinya, Daniella terbangun ketika merasakan hangatnya sinar mentari yang menerangi kamarnya melalui sela - sela gorden kamarnya dan Novian. Ia sedikit memicingkan matanya untuk menyeimbangkan cahaya yang masuk ke kamarnya. Setelah itu ia berniat untuk berjalan menuju box bayi yang ada di sebelah tempat tidurnya. Setelah tengah malam tadi dibangunkan oleh tangisan Davian, sehingga membuat Daniella sedikit was - was dan ingin melihat keadaan anaknya itu. Ia takut jika anaknya menangis kembali. Tapi usahanya untuk beranjak dari tempat tidur segera diurungkannya ketika ka merasakan sebuah tangan besar terlihat mengukung perutnya dan sebuah kaki yang lebih besar dari kakinya terlihat menahan pergerakan kaki Daniella yang terlihat mungil jika dibandingkan dengan kaki yang menimpanya.