Dia Deliku

1105 Kata

Markus menatap gadis polos yang saat ini sedang tidur terkurab. Perlahan ia mengelus rambutnya dengan hati-hati. Tidur ko kaya gini. Emang enggak sesek? Markus mencoba membalikan tubuh Delima. Ia takut gadisnya merasa sesak dan tidak bisa bernapas. Ko basah? Lo nangis? Markus mengusap kedua pipi gadis itu. Lo kangen Tante Qiana lagi? Markus kembali mengangkat tubuh gadis itu agar kepalanya bisa tidur di atas bantal. Kalau tidur tuh, miring paling bagus. Bukan terngkurab. Namun karena Delima tidurnya seperti mayat. Jadinya ia terlentang. Markus terpana pada pemandangan indah itu. Delima memiliki wajah yang sangat sempurna. Bulu mata lentiknya, membuat ia ingin sekali mencium kedua kelopak indah itu bergantian. Hidung kecil mancung dan amat menawan. Membuatnya ingin sekali menggi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN