Terus Menanti

1455 Kata

Dua tahun kemudian Entah ini testpack yang keberapa puluh kali aku coba, tapi tak kunjung memberi hasil yang aku harapkan. Segiat itu aku mengecek tiap kali mengingat haidku belum kunjung tiba. Aku keluar dari kamar mandi dengan perasaan yang sama seperti sebelum-sebelumnya. Aku mengusap cepat jejak air mataku saat melihat Mas Dion sudah duduk di pinggir kasur. Dia baru saja bangun dari tidur lelapnya. “Sayang.” Pandangan Mas Dion mengikutiku yang langsung menuju ke ruang ganti, dan keluar dengan raut wajah seceria mungkin dengan maksud mengalihkan perhatiannya. “Mas, hari ini pakai kemeja ini, ya,” ujarku seraya meletakkan kemeja di atas kasur. “Oh, dasi—dasi … di mana—” Langkahku terhenti saat Mas Dion memeluk tubuhku dari arah belakang. Membenamkan wajahnya di ceruk leherku. “Ar

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN