Penyejuk dan Pelengkap

1221 Kata

Hari ini tak jauh berbeda dari kemarin saat berbelanja di Surabaya, yang paling bersemangat adalah Pak Dion Panestu Aditama. Sebelumnya, kami sudah mencatat apa saja yang akan kami beli, tapi Mas Dion tetap saja keluar dari jalur semestinya. “Mas, gimana bawanya?” protesku. “Tenang,” ujar Mas Dion seraya memasuki Aruni ke dalam stroller. Mas Dion memintaku untuk menunggu saat deringan ponsel miliknya Mas Dion menyapa. “Halo, ya, benar, cepat.” Sesingkat itu pembicaraan Mas Dion dengan lawan bicaranya dalam sambungan telepon. “Siapa, Mas?” tanyaku penasaran. Mas Dion mengedikan dagunya menunjuk kearah seseorang. Aku menoleh, mengikuti arah pandangannya. Terlihat Mas Lukas berjalan ke arah kami. Mengenakan kemeja yang lengannya sudah digulung hingga siku. Begitu Mas Lukas mendekat,

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN