Tidak Tertekan atau Tertindas

1337 Kata

Dion’s POV “Kakak tidur di kamar Papa.” Padahal belum ada dua jam kami berpisah, tapi aku sudah rindu padanya, Aruni. Ya, anakku malam ini menginap di rumah oma dan opanya. Tadi siang, kami baru saja tiba dari Malang. Mama sudah berpesan, begitu tiba di Bandung, kami diminta mengantar Aruni ke rumahnya, rindu katanya. “Pa, sudah, ya, teleponnya. Kakak mau dibacain buku cerita sama Opa.” Anak dan ibu sama saja, paling bisa menolakku. Tidak tahu apa, kalau aku masih merindukannya. “Ya … padahal, Papa masih mau ngomong sama Kakak.” “Besok aja, ya, Pa, ngomongnya.” Tu, kan, ditolak lagi. “Ya sudah, see you, Kak.” Panggilan video call terputus. Aku mengalihkan pandanganku melihat Asha turun, mengenakan gaun tidur dibalut kimono. Dia berjalan menuju dispenser mengisi air di tumbler-ny

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN