POV Adnan Jelita baru saja tertidur setelah meminum obat. Tiba tiba aku teringat pengacara yang aku bayar untuk kasus calon istriku. Wanita itu menghilang setelah berbincang sebentar dengan Jelita. Ku hubungi nomor ponselnya. Tersambung. " Maaf pak, bisa saya permisi sebentar menjemput putra putri saya dari sekolahnya. Hari ini kakek mereka sedang demam " suaranya terdengar memelas meminta izinku. " Kamu dimana sekarang ? " tanyaku sambil menepuk lembut bahu Jelita yang terdengar mengigau. " Saya masih di bawah, saya naik taksi saja ke kantor bapak untuk jemput mobil saya " " Tunggu saya di parkiran, kita sama sama jemput anak kamu " sergahku. Ia terdengar menghela nafas. " Ada satu pasal yang menyatakan kalau kamu akan bekerja dengan saya sebanyak waktu yang saya mau, mengerti

