Setelah selesai berbelanja semua kebutuhan Cala, mereka berjalan menuju pintu keluar mal. Nala melirik Cala yang sudah tertidur lelap di gendongan Ebas. Kepala kecil gadis itu bersandar nyaman di pundak ayahnya, sementara tangan mungilnya memeluk erat bahu Ebas. Nala tersenyum lembut melihat pemandangan itu—sisi hangat seorang ayah yang jarang ia lihat. "Kamu tidak ingin sesuatu, Nala?" suara Ebas memecah kesunyian di antara mereka. Nala menoleh, sedikit terkejut. "Aku?" tanyanya memastikan, menunjuk dirinya sendiri. Ebas mengangguk sambil meliriknya sekilas, tetap memantapkan langkah. "Ya. Mau beli sesuatu?" Nala menggeleng cepat, tangannya reflek mengelus pundak Cala yang tampak begitu damai dalam tidurnya. Karena posisi mereka, ia harus sedikit mendekat ke arah Ebas, yang membuat me

