Kamar yang gelap dan sunyi membuat konsentrasi keduanya menjadi fokus. Dika yang sejak kemarin sudah menginginkan itu dan belum terlaksana pun seperti mendapat angin segar malam ini. Rain lebih tenang dan santai saat Dika mulia menyentuhnya. Awalnya memang Rain sellau menolak dan merasa aneh. Lama-lama, sentuhan Dika malah membuatnya senang dan bahagia. Dika semakin mendekati Rain. Wajahnya mulai mendusel leher Rain. Mencari kenikmatan pada leher mulus Rain yang membuat Dika selalu terpesona. Jari jemari Dika masih aktif dibalik kaos yang dipakai Rain. Sesekali terdengar hembusan keras yang lolos begitu saja dari bibir mungil Rain. Rain menatap Dika lekat. Tangannya ingin bergerak memebri respon seolah enggan dan masih terasa canggung. "Boleh sayang ..." pinta Dika mendesah pelan dide