“P-plin-plan? Saya tidak plin-plan mengenai perasaan saya sama kamu, Velin. Berani sumpah kalau rasa saya untuk kamu masih sama!” “Saya tidak membicarakan perasaan itu!” desis Elin dengan wajah merona. Antara senang dan kesal. “L-lalu apa maksud kamu?” “Maksud saya sikap Mas Raja! Mas Raja apa tidak ingat pernah berjanji sama saya akan mendekati saya setelah terbukti ucapan Mbak Erika itu bohong? Tapi mana? Mas Raja tahu-tahu menghilang! Lalu setelah itu, seenaknya mengikuti kegiatan saya dan muncul tiba-tiba. Setelah itu, mengatakan tidak ingin mengganggu. Sekarang bilang mau mendekati saya lagi?? Lalu habis itu Mas Raja mau menghilang lagi, huh? Iya?! Mas Raja sadar tidak sih kalau Mas Raja seakan mempermainkan saya?!” Napas Elin memburu setelah mengeluarkan uneg-unegnya. Matanya nya

